Usai verifikasi kekayaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Kamis (7/6) lalu, cagub independen Faisal Basri membuat pernyataan mengejutkan. Dia mengklaim sudah bayar pajak lebih tinggi dari Presiden SBY. Bagaimana reaksi Istana?
Sekretaris Kabinet Dipo Alam bereaksi cukup keras atas pernyataan Faisal tersebut. Menurut Dipo, data yang disampaikan Faisal tidak benar.
"Jangan diskreditkan orang lain dengan banggakan diri sendiri tidak baik itu. Saya kira saya koreksi Saudara Faisal Basri. Silakan kampanye tapi kampanyenya tidak berlebihan dan menggunakan data yang salah," kata Dipo kepada wartawan di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/6/2012).
Sayangnya, Dipo enggan membeberkan berapa besar nilai pajak yang dibayar SBY. Menurut dia, informasi tersebut bukan untuk konsumsi publik sesuai dengan aturan yang ada.
Yang jelas, dia memastikan data yang disampaikan Faisal tidak tepat. Dirjen Pajak dan Kementerian Keuangan juga sudah mengklarifikasi data tersebut.
"Saya hanya koreksi tidak benar pembayaran pajak dia lebih besar dari Presiden. Lagian untuk apa dia membuat kampanye calon gubernur seperti itu. Salah pula yang dia berikan informasinya," tegasnya.
Sebelumnya, Faisal mengatakan kekayaannya adalah Rp 4,2 miliar. Menurut Faisal, pada 3 tahun terakhir dia membayar pajak Rp 304 juta/tahun. Menurutnya, angka ini lebih besar dari pajak yang dibayarkan SBY yang pada tahun 2007 membayar Rp 127 juta, padahal pada 2008 dia membayar Rp 250 juta.
"3 Tahun terakhir saya bayar, tahun lalu Rp 304 juta. Itu jauh dari pajak yang dibayar Pak SBY, rumah saya saja seperti ini. Jadi tolong disampaikan nyesek saya terus-terusan saya bayar segini makanya kekayaan saya nggak nambah-nambah," tutur Faisal.